Besar dan Tumbuh di Bontang, Terinspirasi Buku Bumi Cinta, Sampai Raih Gelar Magister di Rusia

By Annas 22 Feb 2022, 01:35:46 WIB Pendidikan
Besar dan Tumbuh di Bontang, Terinspirasi Buku Bumi Cinta, Sampai Raih Gelar Magister di Rusia

Keterangan Gambar : Foto pribadi Hendra Reimon Pangemanan, usai diresmikan menjadi sarjana S2, di Saint (St.) Petersburg State Transport University, Russia. (Doc. Pri)


NEWSBONTANG.COM - Hendra Reimon Pangemanan. Nama itu terasa asing bagi warga Kota Bontang. Namun siapa yang tau kalau nama itu harum di kancah pendidikan internasional.

Hendra yang lahir di Bontang pada 11 November 1995, menuntaskan pendidikan tingginya di Rusia. Negara empat musim itu memberikan gelar ke Hendra sebagai Master of Railway Engineering (M.Eng).

Bukan perjalanan mudah Hendra mendapatkan gelar itu. Sejak duduk di bangku sekolah vokasi di SMK Negeri 1 Bontang, ia tak pernah sama sekali membayangkan dirinya akan menempuh pendidikan di negara yang dipimpin Vladimir Putin itu.

Baca Lainnya :

Bagaimana tidak, ia yang sejak di bangku sekolah menengah kejuruan itu hanya mendapat rangking 5. Masih memiliki saingan berat dengan murid yang dianggap berprestasi di rangking 1 dan 2. Tentu Hendra remaja minder apabila berangan terlalu tinggi, apalagi buat kuliah sampai ke luar negeri.

Tapi, ia rasa mimpi itu gratis. Sejak ia membaca sebuah novel yang berjudul Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy, dengan sampul suasana salju di Moskow, Rusia. Ia bermimpi untuk seminimalnya bisa liburan kesana.

“Liat sampul dan baca bukunya buat saya punya mimpi ke Rusia. Yah.. minimal liburan lah mas,” kata Hendra kepada awak media newsbontang.com, saat dihubungi melalui sambungan telepon seluler.

Saat ia sudah di kelas 3 SMK pada 2014 lalu, pengurus sekolah sedang ramai menjaring murid mendapatkan Beasiswa Kaltim Cemerlang dari Gubernur Kaltim untuk berkuliah di Rusia. Khususnya di bidang transportasi perkeretaapian. Murid yang di peringkat satu dan dua sudah tentu masuk dalam radar beasiswa ini. Sementara Hendra, tak memiliki keyakinan penuh untuk bisa mengambil kesempatan itu.

“Tapi apa salahnya kalau tak mencoba,” bilang Hendra. Lantas ia menyiapkan berkas untuk ikut kompetisi mendapatkan beasiswa kuliah gratis di Rusia itu. Tak lupa pula ia meminta izin ke orang tuanya. Buat memperteguh keyakinan Hendra. Pun kesempatan itu juga dibuka oleh sekolahnya.

“Saya langsung siapkan berkas dan memohon restu orang tua,” ujarnya.

Akhirnya, anak pertama dari tiga bersaudara ini, mengikuti alur panjang untuk mengikuti seleksi di Samarinda. Sialnya bertepatan dengan waktu yang mendekati Ujian Akhir Nasional (UAN). Saat itu pula, Hendra dilema antara mengikuti seleksi atau harus mengikuti tahapan UAN seperti try out yang diagendakan sebanyak tiga kali.

Keyakinannya untuk mendapatkan beasiswa itu dan dukungan sekolah, membuat Hendra terus melanjutkan perjuangannya. Ia dapat izin dari sekolah untuk mengikuti ujian percobaan.

Hendra pun lulus dari SMK 1 Bontang dengan hasil memuaskan. Pun saat itu namanya masuk dalam jajaran nama peserta seleksi beasiswa bersama 50 murid dari Kaltim. 

“Saya senang sekali saat itu mas, campur aduk juga rasanya. Karena harus berjauhan dengan orang tua,” ucapnya.

Tinggal dan kuliah di Saint (St.) Petersburg State Transport University, Russia selama 6 tahun, di Jurusan Railway Rolling Stock. Menjadi akhir perjuangan Hendra untuk mendapatkan gelar magister alias S2. Meski dipaksa untuk beradaptasi dengan budaya berbeda dengan khas ‘budaya ketimuran’ di Indonesia. Dengan penuh ketekunan belajar Hendra pun berhasil melalui masa-masa sulit disana.

Culture kita dengan orang Eropa jelas berbeda jauh mas. Cuman adaptasi dengan menjunjung tinggi budaya ketimuran masih bisa saya jaga. Terutama terus beribadah dan belajar,” tutur Hendra.

Belajar Seimbang, Antara Tekun Belajar dan Bermain Games Digital

Masuk dalam golongan generasi milenial, Hendra tak memungkiri dirinya bertumbuh dalam perkembangan dunia informasi dan teknologi.  Terutama pada bidang telekomunikasi. Ia mengakui juga memiliki telepon genggam android saat harus menuntaskan mimpinya bersekolah di luar negeri.

Keseimbangan. Itu yang menurut Hendra menjadi kunci suksesnya dapat bertarung dengan keinginan berselancar di dunia digital.

Fenomena yang kerap menjadi ancaman yakni ‘kecanduan sosial media dan game online’, menjadi tantangannya. Hendra saat itu mampu mengimbangi candu yang kerap melanda kalangan milenial saat ini.

Pemuda yang tumbuh besar di Kampung Baru, Berbas Tengah, Bontang Selatan ini, mengaku untuk membangkitkan semangat belajar maka harus bermain game online dan mendengarkan musik. Saat itu menurut Hendra waktu terbaik untuk membangkitkan mood untuk belajar. 

“Secara mandiri kita harus sadar untuk membagi waktu. Minimalnya satu sampai satu setengah jam lah saya habiskan buat belajar. Habis itu bermain dan aktif juga bersosial. Ngumpulin moodnya sebelum belajar bisa bermain game dan dengerin musik,” beber Hendra membeberkan tips belajarnya.

Dengan pola yang seperti itu, Hendra membuktikan dengan beberapa prestasi olahraga dan akademik yang ia dapat. Kepada newsbontang.com ia merincikan prestasi olahraga yang ia raih, seperti pada 2018 ia meraih juara 1 Ganda Putra Gatchina Open (Badminton) dan Juara 3 Se-Asia tingkat mahasiswa di Moskow.

Kalau untuk bidang akademik, ia pernah juara 2 Olimpiade Bahasa Rusia di Tver State Technical University. Dan juara 1 lomba baca puisi antar mahasiswa asing di kampusnya. Itu belum lagi sederet prestasi yang ia raih sejak duduk di bangku sekolah dasar sampai atas.

“Yang penting itu bisa komitmen mas. Kalau terus belajar saja kita pasti jenuh, makanya diimbangi dengan bermain game,” ujar Hendra.

Tak hanya itu. Hendra juga aktif di berbagai organisasi pelajar dan mahasiswa. Saat ini ia aktif di Ruang Kita Indonesia dan pengurus aktif di Komunitas Peduli Sampah. Menjadi pengurus pula di komunitas lokal seperti Bontang Youth Spirit. 

Organisasi itu masih ditambah lagi dengan posisinya yang menjadi pengurus dalam organisasi mahasiswa di Rusia. Hendra mengartikan keaktifan itu semata demi memupuk jiwa sosialnya dan hubungan baik dengan lingkungan sekitarnya.

Ia berharap cara ini bisa diikuti kawula muda di Bontang untuk bisa mendapatkan dan mewujudkan mimpi-mimpinya.

“Yang penting konsisten dalam membagi waktu dan paham mana yang jadi prioritas dan kebutuhan. Terpenting juga untuk bisa menjaga ibadah dan kepercayaan orang tua” ucapnya.

Anak dari pasangan Jermias Karel Pangemanan dan Hasmiana, kini aktif menjadi karyawan di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Jakarta. Ia mulai bekerja disitu sejak lulus kuliah pada 2020 lalu. Dengan pekerjaannya saat ini, Hendra yakin bisa hidup sejahtera dengan gaji yang mencukupi. Bahkan lebih.


Perlu diketahui pula, PT KCIC merupakan perusahaan yang dipercaya Presiden Joko Widodo untuk membangun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek itu masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres nomor 3/2016.

Hendra yang juga gemar membuat konten di Tiktok (@hendrareimonp) dan Instagram (@hendrareimonp) ini, berharap pemerintah kembali membuat rencana proyek pembangunan kereta di Kaltim agar bisa digaungkan lagi. Ditambah lagi Kaltim saat ini menjadi Ibu Kota Nusantara pengganti IKN di Jakarta. Diketahui, proyek itu sudah tak masuk dalam PSN medio 2019 lalu.

“Pengabdian saya untuk negara. Semoga anak muda di Bontang bisa juga berbuat lebih untuk bangsanya,” pesan Hendra. 

(Red/NB)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment

Loading....



Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.