- Tim SAR Perluas Area Pantauan Udara Cari Sriwijaya Air SJ182
- Kopaska Bawa 2 Kantong Terkait Evakuasi Sriwijaya Air SJ182 ke KRI Rigel
- Posting Rakyat Aceh Siap Perang Jika Divaksin, Pria Simeulue Ditangkap
- 900 Personel Gabungan Amankan Praperadilan Habib Rizieq di PN Jaksel
- Selama 6 Jam, Gunung Merapi Muntahkan 14 Kali Lava Pijar
- KNKT: Kemungkinan Besar Pesawat Sriwijaya Air Tidak Meledak di Udara
- Hari Ke-4 Pencarian, Begini Situasi di Lokasi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182
- Walikota Neni Siapkan Rumah Sakit Tipe D Untuk Isolasi Pasien Covid-19
- Sebanyak Tujuh Fasilitas Publik Diresmikan
- Remaja Kena Razia di Hotel Jambi Terdiri dari 11 Pria, 4 Wanita dan 2 Waria
Cerita Maradona yang Merasa Jadi Orang Palestina
Redaksi Newsbontang

Keterangan Gambar : Diego Maradona (Getty Images)
NEWS BONTANG- Dunia berduka atas kepergian sang legenda sepakbola dunia, Diego
Maradona. Semasa hidupnya, Maradona juga dikenal cukup vokal dalam menyuarakan
perjuangan rakyat Palestina.
Dilansir dari Al Jazeera, Jumat (27/11/2020), Maradona dielu-elukan
sebagai seorang sosialis sayap kiri anti-imperialis, yang telah mendukung
gerakan-gerakan progresif.
Baca Lainnya :
- Mengenal Iglesia Maradoniana, Agama Pemuja Maradona0
- Akhirnya! Usai 3 Tahun, Hazard Bikin Gol Lagi di Liga Champions0
- Duka Cristiano Ronaldo-Lionel Messi, Maradona Meninggal Dunia0
- Panas! Zlatan Ibrahimovic Marah-marah, FIFA Kena Semprot0
- Cuci Otak Jose Mourinho di Tottenham Hotspur0
Dia dekat mendiang pemimpin Venezuela Hugo Chavez, mendiang Presiden Kuba
Fidel Castro, hingga Evo Morales dari Bolivia.
Dia pernah terlihat lebih dari satu kali menemani Chavez, mengenakan
kemeja anti-George Bush. Dia dengan tidak menyesal mendukung Palestina, bahkan
setelah gantung sepatu sepakbola.
Saat sang legenda berpulang, juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri men-tweet
belasungkawa kepada keluarga dan penggemar Maradona di seluruh dunia.
"Kami sangat sedih atas kematian salah satu pesepakbola terhebat,
'Maradona', yang dikenal atas dukungannya pada gerakan #Palestine,"
tulisnya via akun Twitter-nya.
Pada 2012, Maradona menyebut dirinya sebagai 'penggemar nomor satu rakyat
Palestina'. "Saya menghormati mereka dan bersimpati dengan mereka,"
katanya. "Saya mendukung Palestina tanpa rasa takut."
Dua tahun kemudian, selama serangan musim panas Israel di Jalur Gaza yang
menewaskan sedikitnya 3.000 warga Palestina, Maradona mengungkapkan kemarahan
dan mengkritik Israel.
"Apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina sangat
memalukan," katanya dalam sebuah pernyataan.
Setahun kemudian, beredar kabar bahwa Maradona sedang bernegosiasi dengan
Asosiasi Sepakbola Palestina mengenai kemungkinan melatih tim nasional
Palestina selama Piala Asia AFC 2015.
Pada Juli 2018, dia bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertemuan singkat di Moskow. Dia mengaku sebagai orang Palestina.
"Dalam hati, saya orang Palestina," katanya kepada Abbas sambil
memeluknya.
Pada tahun yang sama, Maradona mengungkapkan pendapatnya tentang peran AS
di Suriah, yang berada di tahun ketujuh perang saudara ketika Presiden Bashar
al-Assad mengkonsolidasikan kendalinya atas sebagian besar negara.
"Anda tidak perlu kuliah untuk mengetahui bahwa Amerika Serikat
ingin menghapus Suriah dari keberadaannya," katanya.
Kini Maradona telah pergi untuk selamanya. Mantan pemain Argentina dan pemenang Piala Dunia itu meninggal pada Rabu (25/11) karena serangan jantung pada usia 60 tahun.
Sumber : Detik Sport