- IKM DPMPTSP Bontang Capai 87, Teknologi dan Inovasi Jadi Fokus Utama
- DPMPTSP Bontang Imbau Masyarakat Hindari Calo dalam Pengurusan LKPM
- DPMPTSP Gencar Sosialisasi LKPM untuk Dukung Iklim Usaha di Bontang
- DPMPTSP Bontang Prioritaskan Perbaikan Sistem Digital untuk Pelayanan Optimal
- Dorong Transparansi, DPMPTSP Bontang Optimalkan Pelaporan LKPM Online
- DPMPTSP Bontang Dorong Pemetaan Lahan untuk Tingkatkan Investasi
- Raih Predikat Sangat Baik, DPMPTSP Bontang Komitmen Tingkatkan Kualitas Layanan Publik
- Kemudahan Baru: Pengajuan SKP Penelitian di Bontang Bisa Lewat Digital
- Urus NIB Kini Lebih Mudah di Bontang, Cukup Siapkan KTP dan Nomor HP
- DPMPTSP Akan Gelar Inspeksi Lapangan Pengawasan Penanaman Modal
Dilema Pengrajin Kedelai, Naikkan Harga Tapi Takut Kehilangan Konsumen
Keterangan Gambar : Lapak pengrajin tahu tempe di Jalan Ahmad Yani, Bontang Utara. (Doc. Ryn/NB)
NEWSBONTANG.COM - Pengrajin tempe kembali dilanda badai kenaikan harga kedelai sebesar Rp 20.000 per karung 50 Kilogram.
Salah satu pengrajin tahu dan tempe Mudawam menuturkan saat ini harga kedelai mencapai Rp 605 ribu. Padahal minggu sebelumnya ia bisa memperoleh dengan harga Rp 585 ribu.
Pasokan kedelai ini didapatkan dari luar daerah, yakni Samarinda. Pengambilan kedelai ini setiap dua pekan sekali.
Baca Lainnya :
- Jual Beli Tanah Wajib Lampirkan Kartu BPJS Kesehatan0
- Polisi Tahan Truk Kontainer yang Melintas di Dalam Kota Siang Hari0
- Truk Kontainer Melintas di dalam Kota Tanpa Pengawalan Polisi0
- Pencuri Motor Lintas Daerah Ditangkap Polisi di Muara Badak0
- Kapolres Bontang Beber Kendala Pencarian DPO Sopir Maut di Bonles0
Dalam satu kali loading stok kedelai, Ia biasa meminta sebanyak 150 karung.
"Iyah baru dua hari lalu, kedelai yang saya beli mengalami kenaikan 20 ribu setiap karungnya," kata Mudawam saat dikonfirmasi, Sabtu (19/2/2022).
Produsen tahu tempe ini berada pada kondisi dilema. Di tengah biaya produksi yang tinggi, memilih untuk tak menaikkan harga karena takut kehilangan konsumen.
Bahkan, hasil kesepakatan tempat produksi. Tak akan mengurangi volume alias ukuran yang biasa dipasarkan.
Tentu kebijakan itu membuat produsen terancam merugi.
"Iya ini yang repot, kedelai naik. Tapi sesuai kesepakatan dengan pengrajin lainnya kami tak menaikan dan mengubah ukuran tahu dan tempe untuk dipasaran," imbuhnya.
Dawam biasanya menjual satu bungkus tempe ukuran besar dengan harga Rp 9 ribu. Dan satu bungkus tempe ukuran kecil seharga Rp 3 ribu.
Sementara, satu bungkus tahu isi lima buah dijual dengan harga Rp 5 ribu. Kemudian satu kaleng tahu irisan besar dijual dengan harga Rp 100 ribu. Dalam satu kaleng irisan besar berisi 128 buah.
"Harga ini sama semua dengan pengrajin tahu dan tempe lainnya," ungkapnya.
Saat ini, satu-satunya harapan berada ditangan pemerintah. Dengan melakukan intervensi pasar melalui kebijakan kedelai subsidi.
Apabila itu tidak diindahkan, maka ia dan kelompoknya kembali mengancam dengan melakukan stop produksi.
Cara itu ia nilai, kadang mampu menekan harga pasaran komoditi pangan pokok masyarakat indonesia ini.
"Dinas terkait seharusnya ikut ambil peran mengenai kenaikan harga kedelai. Kalau harga naik terus mau tidak mau kami mogok produksi," bebernya.
Kebijakan produsen, ternyata berbanding lurus dengan pengecer tahu tempe di pasaran. Kasma (37) mengatakan, sejak seminggu harga tahu dan tempe dipasaran tak mengalami kenaikan.
Saat ini tempe ukuran kecil dijual dengan harga Rp 4 ribu dan ukuran besar dengan harga Rp 7 ribu.
Sedangkan satu bungkus tahu dijual dengan harga Rp 6 ribu.
"Harga tahu tempe stabil tak mengalami kenaikan dalam minggu ini," ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Ketahanan Pangan Kabid Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) Bontang Iksan menjelaskan harga tak mengalami kenaikan sesuai hasil pantauan tim di lapangan.
Dari hasil pantauan, satu kilo kedelai kering senilai Rp 13 ribu. Harga tersebut tak mengalami kenaikan dalam pekan ini.
"Belum ada kenaikan, tapi kami akan pantau terus apabila ada kenaikan pekan depan," tandasnya.
(Ryn/NB)