- Realisasi Capai Ro 878 Miliar, Bukti Investasi di Bontang Tumbuh Positif
- IKM DPMPTSP Bontang Capai 87, Teknologi dan Inovasi Jadi Fokus Utama
- DPMPTSP Bontang Imbau Masyarakat Hindari Calo dalam Pengurusan LKPM
- DPMPTSP Gencar Sosialisasi LKPM untuk Dukung Iklim Usaha di Bontang
- DPMPTSP Bontang Prioritaskan Perbaikan Sistem Digital untuk Pelayanan Optimal
- Dorong Transparansi, DPMPTSP Bontang Optimalkan Pelaporan LKPM Online
- DPMPTSP Bontang Dorong Pemetaan Lahan untuk Tingkatkan Investasi
- Raih Predikat Sangat Baik, DPMPTSP Bontang Komitmen Tingkatkan Kualitas Layanan Publik
- Kemudahan Baru: Pengajuan SKP Penelitian di Bontang Bisa Lewat Digital
- Urus NIB Kini Lebih Mudah di Bontang, Cukup Siapkan KTP dan Nomor HP
Dua Santri Keroyok Guru Pesantren Hingga Tewas Gegara HP Disita
Keterangan Gambar : Ilustrasi pengeroyokan. (Doc. Int)
NEWSBONTANG.COM - Dua santri di Samarinda berinisial AA dan HR nekat menghabisi nyawa seorang guru pesantren AE (43). Modus kejadian ini lantaran pelaku sakit hati handphone miliknya disita.
AE menyita HP kedua murid tersebut karena pelaku asik bermain game saat jam pelajaran sedang berlangsung.
"Pelaku kesal lantaran handphone disita korban, hingga terjadi penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia," jelas Polsek Sungai Pinang, Kompol Irwanto, Rabu (23/2/2022).
Baca Lainnya :
- Kantor Kemenag Bontang Resmi Pakai Aturan Baru Soal Penggunaan Toa Masjid di Bontang0
- Dua Eks Direktur PT BME Dijebloskan ke Penjara, Rugikan Negara Rp 474 Juta0
- Penantian 25 Tahun, Vihara Pertama di Bontang Mulai Dibangun0
- Jaga Keharmonisan Antar Umat Beragama, Menag Terbitkan Aturan Soal Toa Masjid0
- Diskominfo Dikejar Deadline Simulasi ETLE, Kilatan Cahaya E-Tilang Belum Kunjung Nyala0
Peristiwa mengerikan itu terjadi tepat di sekitar kawasan pesantren. Tepatnya di Jalan Assa'adah, Mugirejo, Samarinda, Kaltim, pada Rabu (23/2/2022).
Kompol Irwanto kepada media menjelaskan kronologi kejadian. Bilangnya Usai AE selesai beribadah di masjid, sedang dalam menuju pulang kerumah, AE pun telah ditunggu oleh HR yang mengajak AA untuk meminta handphone HR dikembalikan.
Aksi pengeroyokan pun tak terelakkan lantaran AE tak mengabulkan permintaan pelaku. Usai mengeroyok, kedua remaja pun langsung meninggalkan korban yang sudah terkapar, beberapa waktu kemudian, seorang warga yang melihat AE yang langsung membawa ke rumah sakit dan melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian.
"Korban tidak memberikan Handphone tersebut. Yang akhirnya pelaku kesal langsung mengeroyok korban, dengan menggunakan balok. Jadi ada satu saksi yang melihat korban sudah terkapar langsung segera membawa korban menuju rumah sakit. Tepat pukul 07.30 Wita, korban akhirnya meninggal dunia," Kata Irwanto.
Mendapatkan laporan tersebut, Polsek Sungai Pinang langsung menuju lokasi, dari hasil penyelidikan dan keterangan saksi-saksi di lokasi, polisi mengamankan dua santri yang diduga melakukan pengeroyokan terhadap korban.
"Kami langsung melakukan penyelidikan atas kematian AE. Akhirnya sekitar setengah jam, kami pun langsung mengamankan kedua remaja yang tak lain santri dari pesantren itu," bebernya.
Dari tangan kedua pelaku, polisi berhasil mengamankan dua buah kayu balok yang digunakan untuk menghabiskan nyawa korban.
"Di lokasi kami amankan kayu balok yang diduga sebagai alat menganiaya korban ," imbuhnya.
Kasus tersebut kini sudah diambil oleh Unit Reskrim Polresta Samarinda guna dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Andika Dharma Sena membenarkan bahwa kedua remaja santri tersebut sudah diamankan dan sudah diserahkan oleh unit Reskrim Polsek Pinang kepada Polresta Samarinda.
"Lagi kita dalami, sekarang keduanya masih kita periksa, untuk korban sudah berada di rumah sakit dan masih menunggu hasil visum, yang jelas lukanya berada di bagian kepala," singkat Andika.
(Red/NB)