- IKM DPMPTSP Bontang Capai 87, Teknologi dan Inovasi Jadi Fokus Utama
- DPMPTSP Bontang Imbau Masyarakat Hindari Calo dalam Pengurusan LKPM
- DPMPTSP Gencar Sosialisasi LKPM untuk Dukung Iklim Usaha di Bontang
- DPMPTSP Bontang Prioritaskan Perbaikan Sistem Digital untuk Pelayanan Optimal
- Dorong Transparansi, DPMPTSP Bontang Optimalkan Pelaporan LKPM Online
- DPMPTSP Bontang Dorong Pemetaan Lahan untuk Tingkatkan Investasi
- Raih Predikat Sangat Baik, DPMPTSP Bontang Komitmen Tingkatkan Kualitas Layanan Publik
- Kemudahan Baru: Pengajuan SKP Penelitian di Bontang Bisa Lewat Digital
- Urus NIB Kini Lebih Mudah di Bontang, Cukup Siapkan KTP dan Nomor HP
- DPMPTSP Akan Gelar Inspeksi Lapangan Pengawasan Penanaman Modal
Ketua KPK Sebut Koruptor Rata-rata Punya Latar Belakang Pendidikan Sarjana sampai Profesor
Keterangan Gambar : Ketua KPK RI Firly Bahuri. (Doc. Int)
NEWSBONTANG.COM - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri, menyoroti para koruptor yang ditangkap baik oleh instansinya maupun penegak hukum lain. Sebagian besar koruptor tersebut menyandang gelar sarjana sampai profesor.
“Lihat saja para koruptor yang dicokok KPK dan penegak hukum lainnya, sebagian besar dari mereka menyandang gelar sarjana, S1, S2, S3, bahkan Profesor,” kata Firli melalui akun Twitter-nya @firlibahuri, dikutip Sabtu (9/4/2022).
Firli menjelaskan, gelar akademik sepertinya tidak menjamin seseorang untuk menghindari korupsi. Tidak sedikit oknum penyelenggara negara serta penegak hukum di Indonesia yang terdidik baik dalam ilmu pengetahuan maupun agama, tetapi tidak sepenuhnya menjiwai nilai ketaqwaan.
Baca Lainnya :
- Pupuk Kaltim Gelar Buka Puasa Bersama Insan Pers Bontang Demi Jaga Kemitraan0
- Pensiunan PNS Ditangkap Polisi Gegara Bermain Judi di Bontang Kuala0
- Istana Negara Suarakan Penolakan Penundaan Pemilu 20240
- Tertangkap Bawa Sajam, Pria Paruh Baya Diancam 12 Tahun Bui0
- Ini Respon Ketum Golkar Setelah Ditegur Jokowi Soal Penundaan Pemilu 20240
Fenomena tersebut dipandang cukup ironis. Hal itu mengingat mereka adalah golongan terpelajar, tetapi disisi lain minim integritas yang luhur karena senang mengumpulkan harta melalui cara-cara seperti korupsi. Mereka, sebut Firli, seharusnya menjadi sosok teladan di masyarakat.
Hanya saja, faktor kurangnya akhlak, moral, dan etika telah mendorong mereka masuk ke jajaran para koruptor. Dia menegaskan, fenomena tersebut bukan isapan jempol belaka dan nyata terjadi saat ini. Hal itu juga terkait dengan sifat tidak pernah puas dan terus merasa kurang atas apa yang dimiliki.
“Para koruptor telah kehilangan sisi-sisi kemanusiaan, berperangai layaknya seekor tikus yang tak memiliki rasa malu, dosa, simpati, apalagi empati saat memakan uang rakyat, untuk memenuhi rasa laparnya yang tak kunjung usai,” ujar Firli. (Red/NB)
Demi memberikan kemudahan akses berita, kami membuka grup di platform sosial media telegram untuk pembaca setia newsbontang.com. Mari bergabung di Grup Telegram "NB Buddy Update", dengan cara tekan link https://t.me/newsbontangupdate, kemudian pilih join.