- Realisasi Capai Ro 878 Miliar, Bukti Investasi di Bontang Tumbuh Positif
- IKM DPMPTSP Bontang Capai 87, Teknologi dan Inovasi Jadi Fokus Utama
- DPMPTSP Bontang Imbau Masyarakat Hindari Calo dalam Pengurusan LKPM
- DPMPTSP Gencar Sosialisasi LKPM untuk Dukung Iklim Usaha di Bontang
- DPMPTSP Bontang Prioritaskan Perbaikan Sistem Digital untuk Pelayanan Optimal
- Dorong Transparansi, DPMPTSP Bontang Optimalkan Pelaporan LKPM Online
- DPMPTSP Bontang Dorong Pemetaan Lahan untuk Tingkatkan Investasi
- Raih Predikat Sangat Baik, DPMPTSP Bontang Komitmen Tingkatkan Kualitas Layanan Publik
- Kemudahan Baru: Pengajuan SKP Penelitian di Bontang Bisa Lewat Digital
- Urus NIB Kini Lebih Mudah di Bontang, Cukup Siapkan KTP dan Nomor HP
Balada Harun, Lansia Yang Gigih Berjuang Di Tengah Pandemi
Pewarta : Renisha
Keterangan Gambar : Harun Saat Berjualan Di Pasar Rawa Indah (Foto/Renisha)
NEWS BONTANG.COM Sore itu, sang Surya masih menampakkan sengatnya tatkala pijak kaki melangkah masuk areal Pasar Rawa Indah, Jumat (15/5).
Sembari mengabadikan beberapa momen lewat kamera hp, langkahku terhenti sejenak menatap sesosok pria renta yang tengah berjaga di depan dagangan kue kering.
"Berapaan kuenya pak,"tanyaku sambil mendekat padanya.
Baca Lainnya :
- Penutupan Aktivitas Galian C, HIPMI: Cari Solusi Terbaik, Kami Siap Kawal!0
- Peduli COVID-19, SMKN 3 Bontang Bagikan 100 Paket Sembako0
- Imbas Stay At Home, Angka Kehamilan Diprediksi Meningkat0
- Peran Damkar Bontang Perangi Covid-190
- Alumni Akpol 93, Beri Bantuan Kemanusiaan0
"Dua puluh ribuan yang ini, kalau yang di sebelah sana dua puluh lima ribu, soalnya itu beli sama orang lain. Kalau yang 20 ribu mamaknya yang bikin,"ujar lelaki yang tinggal di Brebas ini.
Seraya melayani beberapa pembeli, ayah 4 anak ini juga masih menjawab pertanyaan dariku.
"Selama bulan puasa ini, sambil cari tambahan uang. Soalnya sepi pembeli. Paling laku 2 sampai 3 pak saja kuenya,"tuturnya.
Semangatnya sungguh membuatku tertegun. Di usia yang seharusnya dia gunakan untuk beristirahat tak menyurutkan niatnya untuk tetap mengais rejeki di masa pandemi.
"Tahun 1950 aku lahir,"ucapnya singkat kala kutanya umurnya.
Ketika ditanyakan apakah sudah mendapatkan bantuan, dia hanya menggeleng dan berkata singkat.
"Nda dapat bantuan sama sekali,"tukasnya lirih.
Ia lalu bercerita sedikit perjalanan hidupnya mulai dari Sulawesi, merantau hingga akhirnya memilih tinggal bersama istri dan keempat anaknya.
"30 tahun sudah aku tinggal di Bontang. Sudah tidak ada keinginan kembali ke Sulawesi,"katanya.
Di akhir obrolan kami, ia pun menyelipkan harapannya.
"Semoga virus ini cepat selesai. Supaya bisa kembali seperti biasa lagi. Jualan gak sepi lagi,"pungkasnya.
Sungguh, obrolan singkat dengannya membuatku terhenyak. Betapa, masih banyak yang dilahirkan dengan fisik sempurna, namun tak segan untuk menarik iba dan mengemis bantuan. Memang di masa sulit sekarang ini, banyak yang terdampak wabah. Namun kegigihan Harun sungguh layak diacungi jempol. Semoga bisa menginspirasi semua, termasuk diri ini.