- Realisasi Capai Ro 878 Miliar, Bukti Investasi di Bontang Tumbuh Positif
- IKM DPMPTSP Bontang Capai 87, Teknologi dan Inovasi Jadi Fokus Utama
- DPMPTSP Bontang Imbau Masyarakat Hindari Calo dalam Pengurusan LKPM
- DPMPTSP Gencar Sosialisasi LKPM untuk Dukung Iklim Usaha di Bontang
- DPMPTSP Bontang Prioritaskan Perbaikan Sistem Digital untuk Pelayanan Optimal
- Dorong Transparansi, DPMPTSP Bontang Optimalkan Pelaporan LKPM Online
- DPMPTSP Bontang Dorong Pemetaan Lahan untuk Tingkatkan Investasi
- Raih Predikat Sangat Baik, DPMPTSP Bontang Komitmen Tingkatkan Kualitas Layanan Publik
- Kemudahan Baru: Pengajuan SKP Penelitian di Bontang Bisa Lewat Digital
- Urus NIB Kini Lebih Mudah di Bontang, Cukup Siapkan KTP dan Nomor HP
Inspiratif! Kisah Nurhaeda Bertahan Hidup di Tengah Pandemi Corona
Keterangan Gambar : Penjual masker di tepi jalan (Foto/Renisha)
NEWS BONTANG - Siang itu, matahari terasa begitu terik bersinar. Namun tak menyurutkan tangan lincahnya, menata dan menggantung satu persatu masker kain untuk dijajakan di pinggir jalan.
Ya, wanita bertubuh mungil itu tampak begitu semangat melayani pembeli. Ia tak sendiri, ada laki-laki mengenakan masker hitam, yang diketahui kemudian adalah suaminya, bersama seorang anak kecil.
“Yang mana pak? Silahkan dipilih. Kalau yang di sebelah sana harganya 10 ribu, yang sebelah sini 15 ribu,”ujarnya sambil menunjukkan beberapa model masker.
Baca Lainnya :
- FJB dan Bontang Food Peduli, Serahkan Bantuan Bagi Tim Medis dan Warga Terdampak Corona 0
- Peduli Pasukan Kuning, Polres Bontang Bagikan Sembako0
- Lawan Corona, Simak Kolaborasi LIMAKASI Kumpulkan Donasi0
- Tekan Penyebaran Covid-19, Puskesmas BU II Lakukan Rekayasa Pelayanan0
- Bakal Bangun 16 Ruang Isolasi Pasien COVID-19, PUPRK: Total Anggaran 2 Miliar0
Setelah meilhat-lihat,akhirnya seorang bapak mengeluarkan selembar uang sepuluh ribuan dan mengambil masker kain yang dimaksud.
“Sudah semingguan ini saya jualan masker. Tadinya saya jualan barang elektronik keliling di pasar malam. Tapi karena ada virus, pasar malam ditutup.Makanya saya sama suami banting stir, yang tadinya jualan barang elektronik, sementara ini jual masker kain,”kisahnya.
Katanya, tuntutan ekonomi yang menyebabkan dia harus kreatif mencari jalan keluar. Karena selain masih harus membayar angsuran di bank,bayar angsuran motor, ia juga menghidupi orangtua yang tinggal bersama mereka.
“Ya , kalau dibandingkan memang jauh pendapatan dari hasil jualan elektronik dengan jualan masker. Tapi sekarang keadaannya tidak memungkinkan.Nah saya lihat masker kain kan sekarang dicari setelah masker kesehatan susah dicari. Makanya saya pindah haluan sementara ini,”imbuhnya.
Menurutnya, sehari dia pernah menjual 150 masker dan omset tertingginya 700 ribu rupiah.
“Pernah dapat 700 ribu, tapi rata-rata sih 500 ribu. Ini model masker yang paling laku 2 hari belakangan, masker scuba,” tuturnya sambil menunjuk model masker yang dimaksud.
Lanjutnya, masker yang dijual kebanyakan berasal dari Bandung dan ada juga beberapa penjahit lokal yang menitipkan pada dia untuk dijual.
Ia berharap keadaan segera membaik sehingga bisa kembali berdagang elektronik lagi di pasar malam.
“Mudah-mudahan corona ini cepat selesai. Soalnya lebih bagus pasar malam, keliling. Mana omsetnya turun sekali. Kalau di pasar malam kan lumayan dapatnya,”tutupnya. (*Rere/NB)