- Realisasi Capai Ro 878 Miliar, Bukti Investasi di Bontang Tumbuh Positif
- IKM DPMPTSP Bontang Capai 87, Teknologi dan Inovasi Jadi Fokus Utama
- DPMPTSP Bontang Imbau Masyarakat Hindari Calo dalam Pengurusan LKPM
- DPMPTSP Gencar Sosialisasi LKPM untuk Dukung Iklim Usaha di Bontang
- DPMPTSP Bontang Prioritaskan Perbaikan Sistem Digital untuk Pelayanan Optimal
- Dorong Transparansi, DPMPTSP Bontang Optimalkan Pelaporan LKPM Online
- DPMPTSP Bontang Dorong Pemetaan Lahan untuk Tingkatkan Investasi
- Raih Predikat Sangat Baik, DPMPTSP Bontang Komitmen Tingkatkan Kualitas Layanan Publik
- Kemudahan Baru: Pengajuan SKP Penelitian di Bontang Bisa Lewat Digital
- Urus NIB Kini Lebih Mudah di Bontang, Cukup Siapkan KTP dan Nomor HP
Investasi PT Geo Trash di Bontang Diyakini Bisa Serap Tenaga Kerja Lokal
Keterangan Gambar : Kepala Bidang Kebersihan dan Pemanfaatan Sampah DLH Bontang, Muhammad Taupan Kurnia saat ditemui di Kantor DLH Bontang, di jalan Kapten Piere Tendean, Bontang Kuala, Bontang Utara, Jumat (3/9/2021). (Doc. Ryn/NB)
NEWSBONTANG.COM - Pemkot Bontang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bontang, menyatakan telah membuka peluang investasi bagi PT Geo Trash asal Australia.
Perusahaan tersebut mempunyai nilai investasi sebesar 5 Juta USD (Dolar Amerika) atau setara dengan Rp 71 miliar. Dan diperkirakan akan mampu menyerap sekitar 70 persen tenaga kerja.
Perusahaan dengan jenis usaha pengolahan limbah dan daur ulang plastik untuk menjadi bahan bakar bio solar ini, akan dibangun di lahan produksi seluas satu hingga dua hektar. Tepatnya di dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Bontang Lestari, Bontang Selatan.
Baca Lainnya :
- Dinkes Belum Turunkan Tarif Rapid Antigen0
- Faktor Cuaca Jadi Alasan Lambatnya Pengerjaan Proyek Jembatan di Selambai0
- Bonus Rp 1,4 Juta dari Pemerintah untuk Petugas Paskibraka Bontang 20210
- Proyek Masjid Terapung akan Rampung Desember 20210
- Dewan Sorot Kinerja Kontraktor dalam Proyek Jembatan Selambai0
Kepala Bidang Kebersihan dan Pemanfaatan Sampah DLH Bontang, Muhammad Taupan Kurnia menuturkan, progres rencana pembangunan mesin bio solar ini sudah masuk dalam tahap pengkajian.
Kemungkinan studi kelayakan akan rampung pada akhir tahun 2021.
"Yah, kini tahap penggodokan. Manajemen PT Geo Trash sudah ketemu dan pak Wali juga setuju," kata Taupan saat ditemui di Kantor DLH Bontang, di jalan Kapten Piere Tendean, Bontang Kuala, Bontang Utara, Sabtu (4/9/2021).
Taupan menjelaskan, peluang investasi dari perusahaan ini bisa menjadi solusi untuk mengatasi sampah yang tak bisa di daur ulang di Kota Taman.
Adapun jenis sampah yang digunakan untuk dapat diolah menjadi bio solar, seperti plastik kresek, plastik kemasan makanan cepat saji, sandal berbahan karet, dan ban bekas serta beberapa jenis sampah lainnya.
Bahan-bahan tersebut kemudian akan diolah melalui proses pirolisis. Yang mana pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi yang berlangsung tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas. Proses dekomposisi pada pirolisis ini juga sering disebut dengan devolatilisasi.
"Seluruh jenis sampah itu akan diolah menggunakan mesin Pirolisis yang bisa memproduksi Bio Solar. Kan bahan bakunya sampah yang tidak bisa di daur ulang, jadi tidak mengganggu usaha pengelolaan sampah daur ulang lainnya di Bontang," terangnya.
Tak hanya itu, kehadiran perusahaan ini juga berdampak pada pendapatan daerah. Sesuai hasil kesepakatan pihaknya dengan PT Geo Trash, keuntungan bersih sebesar 10 persen akan diberikan untuk Pemkot Bontang.
"10 persen itu terbagi, tujuh persen untuk keuntungan bersih Pemkot Bontang dan tiga persen untuk CSR. Ditambah lagi ada tambahan keuntungan sewa lahan untuk perusahaan," ucapnya.
Namun, yang masih menjadi pertimbangan saat ini ketersediaan bahan baku produksi yang tidak memenuhi standar produksi dari PT Geo Trash.
Data DLH Bontang menyebut, produksi sampah plastik di Bontang, hanya mencapai 15 persen. Angka itu didapatkan dari total keseluruhan jenis sampah yang diproduksi per harinya sebanyak 90 hingga 100 ton.
Sementara, bahan baku produksi yang diperlukan mesin Pirolisis, membutuhkan sampah plastik sebanyak 20 ton sekali produksi, atau per hari.
"Ini yang masih jadi pertimbangan kita. Tapi kalau ini jadi, kita bisa ambil sampah dari Kutim untuk memenuhi kebutuhan bahan baku," tandasnya. (Ryn/NB)