- Di Ketuai Agus Suhadi DKC Garda Prabowo Bontang Terbentuk
- Gelar Gelar World Cleanup Day 2024, Pemerintah Harap Ini Menjadi Aksi Global Cleanup Day 2024
- Budaya Korupsi Yang Mengakar
- Dispopar Siapkan Program Peningkatan Pariwisata Bontang di 2024
- Wali Kota Bontang Terima Satu Unit Mini Excavator dari Bankaltimtara
- Tingkatkan Budaya Literasi,Walikota Bontang apresiasi Talkshow Membaca Menulis
- Walikota Bontang Lepas 50 Peserta FASI XII Tingkat Provinsi di Berau
- Buka Pelatihan TTG, Wali Kota Harap Menjadi Peluang Emas Ciptakan Inovasi
- Kadis Kominfo Bontang Buka Pelatihan Peliputan Pemilu dan Cek Fakta
- Bantu Atasi Permasalahan Narkoba, Dispopar Bontang Bakal Bentuk Kader dari Setiap Kelurahan
Kisah Penjual Takjil, Mengais Rezeki di Tengah Pandemi
Keterangan Gambar : Suasana Bazar Ramadhan Dadakan (Foto/Aji Sapta)
NEWS BONTANG – Menjelang sore hari saat Bulan Suci Ramadhan
tentunya menjadi waktu yang dinantikan banyak orang untuk ngabuburit sekaligus
berburu takjil di Bazaar Ramadhan sebagai menu untuk berbuka puasa.
Tepat di hadapan salah satu gedung bernyanyi keluarga yang ada di daerah Gunung Sari, terlihat puluhan pedagang menjajahkan jajanan untuk berbuka puasa (takjil) dengan bermacam-macam aneka menu pilihan.
Baca Lainnya :
- Berlakukan Larangan Mudik, KTP Luar Bontang Masih Boleh Masuk0
- RSUD Taman Husada Tampik Kekurangan Nakes0
- 41 Miliar Disiapkan Pemkot Untuk Penanganan COVID-19, Kajari: Kami Akan Lakukan Pendampingan 0
- ASN Kerja Dari Rumah, Sekda: Harus Disiplin Dan Lakukan Sesuai Tupoksi0
- Nekat Balap Liar, 26 Sepeda Motor Diamankan Satlantas Polres Bontang0
Disinggung soal kebijakan
pemerintah yang menghimbau masayarakat untuk tidak menggelar Bazaar
Ramadhan ditengah pandemi karena akan beresiko mengumpulkan orang banyak, Ike
salah satu pedagang penjual jajanan takjil mengaku apa yang dilakukannya tersebut
demi memenuhi kebutuhan.
Ike mengapresiasi sejumlah bantuan yang diberikan Pemerintah,
seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), listrik dan air gratis. Namun ia mengaku masih
memiliki sejumlah kebutuhan lain yang tetap harus dipenuhi terlebih saat
menjelang lebaran.
“Kami bukannya ingin melawan kebijakan Pemerintah, memang
seperti air dan listrik di gratiskan tetapi kami juga butuh penghasilan untuk
membayar sewa rumah karena untuk sewa rumah tidak ada gratisnya,” tuturnya,
Rabu (29/4) Sore.
“Saya sangat acungi jempol atas segala upaya pemerintah
dalam menangani wabah Corona ini dengan meminta warga untuk berdiam di rumah,
tetapi apakah bisa dengan bantuan Rp 500 ribu, yang tadinya dikatakan bantuan
tunai Rp 500 ribu yang pada akhirnya hanya berupa uang Rp 200 ribu dan Rp 300
ribu dalam bentuk sembako. Tentunya itu tidak cukup untuk kami dalam satu
bulan,“ ujarnya.
Pantauan lapangan, tampak pedagang tetap menerapkan protokol
kesehatan dengan memberi garis pembatas agar para pengunjung tidak terlalu
dekat dan meminta untuk para pengunjung agar menggunakan measker.
“Kalau menurut saya pribadi pembeli lebih ramai tahun ini,
karena seperti di Baiturahman, Pasar Rawa Indah, Bontang Baru kan tidak ada
bazar Ramadhan. Awalnya hanya saya sendiri yang berjualan, tapi teman-teman
lainya juga ingin ikutan,” terangnya.
Ike mengaku hingga kini tidak ada larangan berjualan, namun
sejumlah petugas kerap datang mengingatkan untuk selalu patuhi protokol kesetan
dengan menggunakan masker, handsanitizer atau rutin mencuci tangan.
Ditempat yang sama, Ulfa salah satu pengunjung mengungkapkan
bahwa awalnya ia bersama suami hanya sekedar berkeliling menunggu waktu berbuka
(ngabuburit). Namun saat lewat nampak pengunjung bazar Ramadhan sepi
pengunjung, sebab itu ia memberanikan diri untuk mampir berburu jajanan.
“Kita tetap menjaga batasan jarak dengan para penjual.
Tentunya Ramadhan ini tidak seramai tahun kemaren,” terangnya.
Ia pun mengajak kepada masyarakat Bontang untuk bisa mematuhi
himbauan kesehatan yang telah dianjurkan Pemerintah kepada masyarakat seperti
memakai masker, menjaga jarak dan rajin untuk cuci tangan. (Asda/NB).