- Realisasi Capai Ro 878 Miliar, Bukti Investasi di Bontang Tumbuh Positif
- IKM DPMPTSP Bontang Capai 87, Teknologi dan Inovasi Jadi Fokus Utama
- DPMPTSP Bontang Imbau Masyarakat Hindari Calo dalam Pengurusan LKPM
- DPMPTSP Gencar Sosialisasi LKPM untuk Dukung Iklim Usaha di Bontang
- DPMPTSP Bontang Prioritaskan Perbaikan Sistem Digital untuk Pelayanan Optimal
- Dorong Transparansi, DPMPTSP Bontang Optimalkan Pelaporan LKPM Online
- DPMPTSP Bontang Dorong Pemetaan Lahan untuk Tingkatkan Investasi
- Raih Predikat Sangat Baik, DPMPTSP Bontang Komitmen Tingkatkan Kualitas Layanan Publik
- Kemudahan Baru: Pengajuan SKP Penelitian di Bontang Bisa Lewat Digital
- Urus NIB Kini Lebih Mudah di Bontang, Cukup Siapkan KTP dan Nomor HP
Panggung Seni Kerakyatan; Merawat Ingat, Menghantam Sekat
Keterangan Gambar : Pengisi panggung orasi dan musik di acara panggung seni kerakyatan, di Samarinda, Kalimantan Timur. (Doc. Ist)
NEWSBONTANG.COM - Beberapa kelompok aktivis mewacanakan akan menggelar panggung seni kerakyatan yang mengusung tema ‘Merawat Ingat, Menghantam Sekat’, di Samarinda, Kalimantan Timur, pada Selasa (7/12/2021).
Dalam siaran pers yang diterima media ini, diinformasikan terdapat beberapa organisasi gerakan yang tergabung dalam inisiator panggung seni ini. Diantaranya Aktivisme Seni Bersama Mawar Bebas, Aksi Kamisan Kaltim, Kelompok Belajar Anak Muda dan Beberapa Kelompok, serta Individu Pro Demokrasi lainnya.
Rencananya mulai malam ini, pembukaan pameran seni rupa, ‘Merawat Ingat, Menghantam Sekat’ akan digelar, di Culture Volk, Jalan M Yamin.
Baca Lainnya :
- Produk UMKM Sepatu Lokal Unjuk Gigi di Expo Bontang Beradab0
- Wujudkan Partisipasi Masyarakat, Setwan DPRD Bontang Launching SIPENCERAH0
- Lagi, Binda Kaltim Kembali Gelar Vaksinasi Gratis0
- Proyek Semenisasi dan Drainase di Atletik 20C Dinilai Tak Tepat Sasaran0
- Layanan Gratis Telepon Darurat 112 Tak Familiar di Warga Bontang0
Agenda itu juga masuk dalam rangkaian menyambut Hari Anti Korupsi dan Hari Hak Asasi Manusia (HAM).
"Malam ini kami mulai gelar acaranya," kata Wan, narahubung dalam rilis ini.
Berikut bunyi siaran pers yang diterima media ini;
Memaknai ruang sebagai arena perjumpaan dan dialektika antar kawan yang memiliki latar belakang berbeda, pertautan ini akan menjadi pemantik tenunan untuk terus menjalin aksi antar kolektif maupun individu merdeka di tahun 2021.
Jalinan antara Mawar Bebas, Aksi Kamisan Kaltim dan Kelompok Belajar Anak Muda {KBAM} bersama dengan kelompok dan individu pro demokrasi lainnya akan menghadirkan agenda pameran karya yang dirangkai dengan diskusi dan aksi kreatif.
Hampir dua tahun lamanya aktivitas seni, pagelaran dan pertunjukan berjalan dalam ruang virtual. Ruang yang terbuka untuk siapapun untuk terus berkarya dan menggelar karyanya.
Ada keramaian namun juga ketidakseimbangan. Para seniman industry akan lebih mendapat banyak tempat karena memperoleh banyak dukungan termasuk dari industri ekstraksi yang mencari kesempatan membagi dana penebus dosa.
Namun agen-agen seni tradisional dan merdeka mesti berjuang dalam senyap untuk menyiarkan eksistensinya.
Mawar Bebas, perupa dari Kota Yogyakarta bergerilya dari kota ke kota untuk berkarya dan melakukan pergelaran karya rupa sebagai ekspresi dari apa yang dirasa oleh dirinya berhadapan dengan realita tempatan. Model gelarannya tentu berbeda dengan pameran atau expo-expo pada umumnya.
Mawar Bebas akan memilih ruang yang bebas dari tendensi atau dikotomi kepentingan politik maupun ekonomi praktis.
Untuk itu bersama dengan Aksi Kamisan Kaltim, KBAM, Individu dan Kelompok Pro Demokrasi Lainnya, Mawar Bebas akan menyajikan pagelaran rupa sebagai bentuk kebebasan dari seorang seniman untuk menyampaikan apa yang menjadi kegelisahan diri dan kegelisahan bersama.
Hadir dan mampir di Samarinda sejak awal Desember 2021, Mawar Bebas sebelumnya melakukan aksi yang sama di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Seminggu menggoreskan kuas di medium kanvas, karya rupanya akan dipamerkan mulai awal minggu kedua bulan Desember ini.
Coretan dan sapuan kuasnya murni lahir dari sebuah ekspresi aneka rupa perasaan, sebagai reaksi atas berbagai macam bentuk ketidakadilan dan penindasan terhadap masyarakat oleh kekuatan negara maupun korporasi.
Apa yang akan ditampilkan olehnya tentu terbuka untuk ditafsir dari berbagai sisi. Namun yang diharapkan bukan hanya terjadi keriuhan melainkan letupan dialektika yang hangat untuk memahami bahwa seni bukan hanya untuk seni, atau seni dengan beralaskan ekonomi kreatif mesti melahirkan cuan sebagainya riwehnya seni kontemporer hari ini yang dikuasai oleh pasar kapitalisme global.
Mengoperasionalkan dan memfungsionalkan seni sebagai aktivisme adalah sebuah jalan untuk membuka ruang perubahan.
“Seni sebagai pisau Kritik jika digunakan untuk membelah suatu persoalan, seni juga sebagai benda yang tumpul jika hanya sebagai hiburan semata,” kutipan akhir rilis ini. (Red/NB)