- Disdukcapil Bontang Sebut Seluruh Layanan Administrasi Kependudukan Gratis
- Penutupan Pelatihan Lima Kejuruan di BLKI, Najirah Harap Dapat Mengurangi Angka Pengangguran
- Uji Kompetensi Resepsionis Sukses Digelar, Kadispopar Bontang Resmi Menutup Acara
- Pembukaan Erau Adat Pelas Benua 2023 di Rumah Kampung Adat Guntung
- Tingkatkan Budaya Literasi, Wali Kota Bontang Apresiasi Talkshow Membaca dan Menulis
- Dispopar Bontang Launching Batik Khas Bontang
- Dinas PUPRK Sebut Turap Longsor di Bonles Terkendala Soal Pembayaran Pekerja
- Disdukcapil Bontang Gencar Sosialisasikan IKD
- Gelar Pelatihan Public Speaking, Kadispopar Harap Ini Menjadi Keahlian Komunikasi Pelaku Parawisata
- Kerjasama Dengan UMKM, Disdukcapil Sebut Pemilik KIA Dapat Diskon di Rumah Makan dan Wisata
Pasien Ini Idap Covid-19 Selama 505 Hari, Ahli Ungkap Sebabnya

Keterangan Gambar : Ilustrasi Covid-19. (Doc. Int)
NEWSBONTANG.COM - Seorang pasien di Inggris mengidap COVID-19 sudah hampir selama satu setengah tahun, terhitung selama 505 hari. Diketahui, pasien tersebut memiliki sistem kekebalan yang amat lemah.
"Ini jelas merupakan infeksi terlama yang dilaporkan," kata ahli penyakit menular di National Health Service (NHS) Foundation Trust Guy dan St. Thomas, dr Luke Blagdon Snell, dikutip dari The Washington Post, Sabtu (22/4/2022).
Tim Snell berencana untuk mempresentasikan beberapa temuan kasus COVID-19 'persisten' pada pertemuan penyakit menular di Portugal akhir pekan ini. Studi mereka menyelidiki mutasi dan varian yang berkembang pada pasien dengan infeksi super panjang. Studi tersebut melibatkan sembilan pasien COVID-19 yang terdeteksi positif setidaknya selama delapan pekan.
Baca Lainnya :
- Kakek 78 Tahun Disuntik Mati, Tahanan Tertua di Penjara0
- Tega Bakar Teman Sendiri Gegara Jual-Beli Knalpot Racing0
- Super Jet Air Hadir di Bandara APT Pranoto Samarinda0
- Operasi Ketupat 2022 Bontang, Pesan Wawali: Jaga Keamanan Sampai Selesai Libur Lebaran0
- Isran Minta Bupati dan Wali Kota di Kaltim Kendalikan Sampah Saat Mudik dan Lebaran0
Seluruhnya memiliki sistem kekebalan yang lemah akibat riwayat transplantasi organ, HIV, kanker, atau pengobatan penyakit lain. Tes berulang menunjukkan, infeksi pada sembilan pasien tersebut bertahan selama rata-rata 73 hari. Dua diantaranya terjangkit virus Corona selama lebih dari setahun.
Disebutkan, kasus COVID-19 persisten tersebut berbeda dengan COVID-19 berkepanjangan atau 'Long COVID'.
"Dalam COVID yang lama (long COVID), umumnya diasumsikan virus telah dibersihkan dari tubuh Anda tetapi gejalanya tetap ada. Pada kasus infeksi persisten, ini terjadi replikasi virus yang aktif dan berkelanjutan," jelas dr Snell.
Orang dengan infeksi Corona terlama sebelumnya dinyatakan positif COVID-19 pada awal 2020, sempat dirawat dan menggunakan obat antivirus remdesivir, dan meninggal dunia pada 2021. Para peneliti menyebut, pasien tersebut memiliki sejumlah penyakit lain.
Lima pasien lainnya selamat. Dua pasien sembuh tanpa pengobatan, dua pasien sembuh setelah perawatan dan satu masih memiliki COVID-19.
"Kita perlu berhati-hati, ada beberapa orang yang lebih rentan terhadap masalah ini seperti infeksi terus-menerus dan penyakit parah," beber Snell.
Sumber : Detik Health
Yuk! Join ke kanal telegram “NB Buddy Update” newsbontang.com untuk mendapatkan informasi terbaru. Caranya tekan link https://t.me/newsbontangupdate, kemudian pilih join.