Pertamina Beber Sebab Antrean Solar di Seluruh SPBU di Indonesia

By Annas 30 Mar 2022, 11:15:17 WIB Nasional
Pertamina Beber Sebab Antrean Solar di Seluruh SPBU di Indonesia

Keterangan Gambar : Ilustrasi antrean truk yang ingin mendapatkan BBM jenis Solar di SPBU. (Doc. Int)


NEWSBONTANG.COM - Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memastikan, antrean solar yang sempat terjadi di sejumlah wilayah tidak terkait dengan masalah stok Pertamina. Melainkan, akibat gap pada suplai yang diatur melalui kuota serta permintaan, juga adanya disparitas harga solar subsidi dan nonsubsidi mencapai Rp7.800 per liter yang dapat menyebabkan shifting oleh pihak-pihak yang tak berhak atas solar subsidi.

Nicke mengatakan, selisih harga sebesar Rp7.800 itu merupakan besaran yang harus ditanggung pemerintah dalam bentuk subsidi. Stok biosolar atau solar sendiri saat ini berada dalam kondisi aman, tepatnya di level 23 hari.

"Tingginya harga minyak dunia menyebabkan disparitas harga makin jauh (antara Solar Subsidi dengan Non Subsidi). Ini yang mendorong shifting konsumsi atau ada yang tidak tepat sasaran. Kami menggandeng Aparat Penegak Hukum untuk melakukan pengendalian dan monitoring di lapangan agar Solar Subsidi sesuai dengan yang diperuntukkan," tuturnya.

Baca Lainnya :

Selain disparitas harga, permasalahan solar subsidi di lapangan juga dipengaruhi oleh kuota solar subsidi yang mengalami penurunan sebesar 5 persen dibandingkan tahun lalu. Nicke memaparkan, untuk alokasi kuota solar subsidi yang harus disalurkan Pertamina pada 2022 adalah sebesar 14,9 juta Kilo Liter (KL), sedangkan tahun lalu sebesar 15,4 juta KL.

Padahal, lanjut Nicke, seiring menurunnya pandemi, perekonomian terus pulih dan tumbuh sebesar 5 persen yang berdampak terhadap peningkatan mobilitas dan aktivitas usaha, sehingga permintaan solar meningkat, karena logistik dan kapasitas produksi pabrik yang penuh.

"Gap inilah juga yang menyebabkan terjadinya masalah. Jadi demand-nya naik (sudah over kuota) 10 persen, tetapi dari sisi suplai kuotanya turun 5 persen. Oleh karena itu, kami memohon dukungan, jika memang solar subsidi bisa meningkatkan lagi pertumbuhan ekonomi, kuotanya perlu disesuaikan agar sesuai kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Nicke mengatakan, meskipun kuota solar subsidi tahun ini yang diberikan ke Pertamina sebesar 14,9 juta KL, namun diprediksi kebutuhan di lapangan adalah sebesar 16 juta KL. Dia memprediksi akan terjadi peningkatan sekitar 14 persen hingga akhir tahun mendatang.

Sementara dari total penjualan solar Pertamina, porsi solar subsidi mencapai 93 persen, dan solar non-subsidi sebesar 7 persen. Nicke menilai, kondisi ini perlu dilihat, terkait apabila penunjang sektor logistik dan industri yang tidak termasuk industri besar itu mencapai 93 persen.

"Ada aturannya dalam bentuk Perpres, mungkin diperlukan level Kepmen yang kemudian bisa digunakan sebagai dasar di lapangan Juklak Juknis-nya untuk mengatur industri apa yang boleh dan tidak boleh (menggunakan Solar Subsidi, kemudian berapa volumenya untuk masing-masing," katanya. (Red/NB)

Demi memberikan kemudahan akses baca berita newsbontang.com, kami membuka grup di platform sosial media telegram untuk pembaca setia newsbontang.com. Mari bergabung di Grup Telegram "NB Buddy Update", dengan cara klik link https://t.me/newsbontangupdate, kemudian join.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment