- Budaya Korupsi Yang Mengakar
- Dispopar Siapkan Program Peningkatan Pariwisata Bontang di 2024
- Wali Kota Bontang Terima Satu Unit Mini Excavator dari Bankaltimtara
- Tingkatkan Budaya Literasi,Walikota Bontang apresiasi Talkshow Membaca Menulis
- Walikota Bontang Lepas 50 Peserta FASI XII Tingkat Provinsi di Berau
- Buka Pelatihan TTG, Wali Kota Harap Menjadi Peluang Emas Ciptakan Inovasi
- Kadis Kominfo Bontang Buka Pelatihan Peliputan Pemilu dan Cek Fakta
- Bantu Atasi Permasalahan Narkoba, Dispopar Bontang Bakal Bentuk Kader dari Setiap Kelurahan
- Tingkatkan Perekaman KIA, Disdukcapil Bontang Gencarkan Sosialisasi dan Jemput Bola ke Masyarakat
- Pemkot Bontang Gelar Malam Penghargaan Kepada Seluruh Instansi
DBD Mengancam di Tengah Pandemi Covid-19, IDI Bontang Berikan Edukasi
Keterangan Gambar : Ketua IDI Bontang dr. Suhardi (Foto/Aji Sapta Abdi)
NEWS BONTANG - Musim pancaroba terjadi saat peralihan dari
musim kemarau ke penghujan dan sebaliknya.Pada musim ini, cuaca bisa berubah
ekstrem dalam waktu singkat. Misal dalam sehari, cuaca yang tadinya panas
terik, tiba-tiba turun hujan lebat yang tidak kita sangka sebelumnya.
Saat musim pancaroba berbagai penyakit bermunculan yang disebabkan oleh virus atau bakteri.Salah satunya Demam Berdarah Dengue (DBD). Seperti pernyataan Jubir Pemerintah untuk penanganan Covid-19, Ahmad Yurianto, agar masyarakat mengantisipasi kemungkinan peningkatan Demam Berdarah (DBD) terutama pada saat musim pancaroba.
Menanggapi hal ini dr. Suhardi, selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bontang menyampaikan sebagai negara beriklim tropis yang memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim panas, perubahan musim akan berpengaruh terhadap munculnya sebuah penyakit.
Baca Lainnya :
- Simpang 4 Bontang Baru Dibarikade, Karyawan Tambang Pulang Jalan Kaki0
- PJU Sempat Padam, Begini Penjelasan Kabid Pertamanan, Pemakaman dan Penerangan Jalan Umum0
- Hindari Penyebaran COVID-19, Kalapas Bontang: Asimilasi Tahap Pertama Lepas 75 WBP0
- PHK dan Dirumahkan Karena Covid-19, Akan Dapat Kartu Pra Kerja0
- Pandemi Covid-19, Tak Halangi SMP Negeri 4 Bontang Lakukan Ujian Sekolah Online0
“Kalau seperti kita di Kalimantan, posisi tepat berada di garis khatulistiwa terkadang musim tidak menentu perubahan iklimnya," ujarnya.
Terangnya, penyakit yang berkaitan dengan lingkungan seperti DBD, Malaria, PES (Sampar) dan penyakit yang disebabkan oleh virus lainnya, memiliki resiko bisa terjadi setiap harinya. Hal terpenting adalah bagaimana cara kita untuk menjaga kebersihan lingkungan (sanitasi) dan kondisi tubuh yang prima (higienis).
“Dua hal tersebut adalah bagaimana caranya untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang berhubungan dengan lingkungan, agar bisa diminimalkan,”
Lanjutnya, terkait sanitasi, masyarakat harus peduli terhadap kebersihan lingkungan, aliran pembuangan, sampah dan pencahayaan yang ada di dalam rumah.
Sedangkan untuk higienis adalah tentang bagaimana kita harus menjaga stamina tubuh supaya terjaga kebugarannya yaitu dengan melakukan olahraga yang secukupnya, menjaga pola makan dan lainnya.
“Terkadang banyak yang melupakan untuk menjaga kebersihan diri sendiri sehingga keadaan tubuh menjadi kurang fit," tutupnya. (*Asda/NB)