- Budaya Korupsi Yang Mengakar
- Dispopar Siapkan Program Peningkatan Pariwisata Bontang di 2024
- Wali Kota Bontang Terima Satu Unit Mini Excavator dari Bankaltimtara
- Tingkatkan Budaya Literasi,Walikota Bontang apresiasi Talkshow Membaca Menulis
- Walikota Bontang Lepas 50 Peserta FASI XII Tingkat Provinsi di Berau
- Buka Pelatihan TTG, Wali Kota Harap Menjadi Peluang Emas Ciptakan Inovasi
- Kadis Kominfo Bontang Buka Pelatihan Peliputan Pemilu dan Cek Fakta
- Bantu Atasi Permasalahan Narkoba, Dispopar Bontang Bakal Bentuk Kader dari Setiap Kelurahan
- Tingkatkan Perekaman KIA, Disdukcapil Bontang Gencarkan Sosialisasi dan Jemput Bola ke Masyarakat
- Pemkot Bontang Gelar Malam Penghargaan Kepada Seluruh Instansi
Ini Tanggapan Disdikbud Bontang, Terkait Wacana Penghapusan Mapel Sejarah
Pewarta : Devi
Keterangan Gambar : Kabid Dikdas Disdikbud Bontang Saparuddin (Foto/Dokumentasi NB)
NEWS BONTANG,Kepala Bidang Pendidikan
Dasar, Disdikbud Kota Bontang, Saparudin menanggapi santai peryataan
Kemendikbud RI, Nadiem Makarim yang menyebut bakal menghapuskan materi
pelajaran (Mapel) sejarah pada siswa seperti dilansir kompas.com beberapa waktu
lalu.
Ia menganggap isu tersebut
tidak berdasar kepada regulasi atau kurikulum pendidikan dasar di sekolah.
“Selama belum ada aturan
bakunya, kita tidak berani komitmen. Karena (untuk memutuskan penghapusan) perlu
kajian. “ ujarnya.
Baca Lainnya :
- Hari Pertama Sebagai Pjs Wali Kota Bontang, Riza : Konsen Penanganan Covid-190
- 2 Kandidat Bakal Calon Jalani Tes Kesehatan Hasilnya Baik0
- Paslon Adi-Bas Daftar ke KPU Bontang 0
- Tahap Berkas Lengkap, KPU Erwin : Masih Ada Tahapan Lagi 0
- Tarif Dasar Listrik Turun Mulai Oktober 2020 ini 5 Kategorinya 0
Sekedar diketahui, isu yang beredar melalui warga net memang menjadi
kontroversi. Pasalnya materi pelajaran sejarah diperlukan untuk mengenang pendiri bangsa sehingga
seyogianya patut dikenang dan dimaknai sebagai salah satu patriotisme yang
cinta dengan bangsanya.
mengenai penghapusan mata
pelajaran sejarah dari kurikulum. Ia menampik kebijakan tersebut memunculkan polemic.
Intinya pihaknya tidak akan membuat
komitmen apapun hingga aturan bakunya dibuat oleh Mendikbud.
“Kita boleh mengenang masa
lalu, tetapi jangan terulang kembali. Dan tidak salah jika belajar dari sejarah bangsa
kita sendiri,”
Saparudin menjelaskan, hingga
saat ini, ketetapan tersebut belum tertulis secara resmi. Kami belum berani berkomentar banyak terkait hal itu.
Jika itu benar, tentunya kita akan melakukan koordinasi bersama serikat Guru
untuk mencari solusi yang terbaik.
“Kalau soal isu ini kita
belum mengambil kesimpulan. Dan tentunya kita akan satukan persepsi bersama dengan
persatuan guru Republik Indonesia (PGRI), federasi serikat guru Indonesia
(FSGI), dan ikatan guru Indonesia (IGI) pun belum menyampaikan tanggapan serta
komentar tekait wacana penghapusan mata pelajaran sejarah ini.” Tutupnya
Seperti dilansir https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/21/104053465/klarifikasi-mata-pelajaran-sejarah-tidak-dihapus-dari-kurikulum?page=all.
Mendikbud Nadiem Makarim
menjelaskan, isu tersebut beredar karena ada presentasi internal yang keluar dimasyarakat
dengan salah satu permutasi penyederhanaan kurikulum. Padahal, belum tentu
permutasi tersebut menjadi final.